Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah
Knowledge Map
Kodifikasi pengetahuan
adalah tahapan selanjutnya dari memperluas pengetahuan. Dengan mengubah
pengetahuan menjadi bentuk yang eksplisit dan tangible seperti suatu dokumen,
pengetahuan dapat dikomunikasikan secara lebih luas dan dengan sedikit
biaya. Interaksi terbatas dalam ruang lingkup mereka yang
dapat mendengar atau dapat melakukan kontak tatap muka langsung. Dokumen
dapat disebarkan secara luas melalui intranet korporat dan berlangsung lama,
yang dapat membuatnya tersedia sebagai referensi dan ketika diperlukan, baik
oleh staf yang ada dan staf di masa yang akan datang. Kodifikasi
pengetahuan membentuk memori korporat organisasi yang “nyata”.
Kodifikasi Pengetahuan :
- Pengorganisasian dan mewakili pengetahuan sebelum diakses oleh personil yang berwenang.
- Bagian pengorganisasian biasanya dalam bentuk pohon keputusan, tabel keputusan, atau bingkai.
- Konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit dalam bentuk yang dapat digunakan.
- Konversi informasi tidak terdokumentasi menjadi informasi yang didokumentasikan.
- Membuat perusahaan-spesifik pengetahuan yang terlihat, mudah diakses, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Cognitive Maps
Ketika keahlian (expertise),
pengalaman dan know-how telah disebarkan secara eksplisit, biasanya melalui
suatu bentuk wawancara, konten yang dihasilkan dapat direpresentasikan sebagai
peta kognitif. Peta kognitif adalah cara yang baik untuk mengkoding
pengetahuan yang ditangkap karena peta juga menangkap konteks dan antarhubungan
yang kompleks antara konsep-konsep kunci yang berbeda. Peta kognitif
berdasarkan pemetaan konsep (Leake et al., 2003), peta konsep merepresentasikan
konsep dan relasi dalam bentuk grafik dua dimensi, dengan node/titik merepresentasikan
konsep kunci yang dihubungkan oleh hubungan-hubungan (links) yang
merepresentasikan proposisi. Hal ini hampir sama denagn jaringan semantik
yang digunakan oleh berbagai disiplin ilmu seperti linguistik, pendidikan dan
sistem berbasis pengetahuan. Tujuan dari sistem ini adalah untuk
mengorganisasikan lebih baik pengetahuan eksplisit dan menyimpannya dalam
memori korporat untuk penympanan jangka panjang.
Teknik dan Metode Kodifikasi
Pengetahuan (alat dan prosedur)
I. Pemetaan Pengetahuan
- Berfungsi membimbing,
- Representasi visual pengetahuan, bukan repository,
- Sebuah direktori yang menunjuk langsung kepada orang-orang, dokumen, dan repository,
- Mengarahkan orang ke mana harus pergi ketika mereka membutuhkan keahlian tertentu,
- Menerima penangkapan pengetahuan eksplisit dan tacit dalam dokumen dan di kepala para ahli.
II.
Siklus Building
- Setelah Anda tahu di mana pengetahuan berada, Anda hanya menunjuk ke sana dan menambahkan petunjuk tentang cara untuk sampai ke sana,
- Sebuah perusahaan intranet adalah media umum untuk pengetahuan peta penerbitan,
- Kriteria Building : kejelasan tujuan, kemudahan penggunaan, ketepatan isi,
III.
Tabel Keputusan
- Lebih seperti spreadsheet – dibagi ke dalam daftar kondisi dan nilai-nilai masing-masing dan daftar kesimpulan,
- Kondisi yang cocok dengan kesimpulan,
IV. Pohon Keputusan
- Diatur sebuah jaringan semantik hierarkis,
- Terdiri dari node yang mewakili tujuan dan link mewakili keputusan atau hasil,
- Baca dari kiri ke kanan, dengan akar berada di sebelah kiri,
- Semua node kecuali simpul akar adalah contoh dari tujuan utama. Lihat Gambar dibawah,
- Langkah pertama sebelum kodifikasi yang sebenarnya,
- Kemampuan untuk memverifikasi logika grafis dalam masalah yang melibatkan situasi yang kompleks yang menghasilkan sejumlah tindakan,
V. Frames
- Merupakan pengetahuan tentang ide tertentu dalam satu tempat,
- Menangani kombinasi pengetahuan deklaratif dan operasional, yang membuatnya lebih mudah untuk memahami masalah domain,
- Memiliki slot (objek tertentu atau atribut dari suatu entitas) dan facet (nilai dari suatu obyek atau slot),
- Ketika semua slot diisi dengan nilai-nilai, frame dianggap instantiated.
VI.
Taksonomi Pengetahuan
Konsep dapat dipandang
sebagai blok-blok bangunan pengetahuan dan keahlian. Kita
masing-masing menggunakan definisi internal kita sendiri mengenai konsep untuk
membuat sense terhadap dunia sekitar kita. Ketika konsep kunci telah
diidentifikasi dan ditangkap, mereka dapat diatur dalam suatu hierarki yang
sering mengacu sebagai suatu taksonomi pengetahuan struktural. Taksonomi
pengetahuan membat pengetahuan dapat secara gambar direpresentasikan sehingga
merefleksikan organisasi konsep dalam bidang keahlian khusus atau untuk
organisasi secara lebih luas.
Kamus pengetahuan (knowledge dictionary) adalah
cara yang baik untuk menjaga konsep dan istilah kunci yang digunakan. Hal
ini mungkin disusun pada saat anda mengakuisisi dan mengkoding
pengetahuan. Hal ini harus secara jelas didefinisikan dan diklarifikasi
oleh “jargon” profesional berdasarkan domain permasalahan. Taksonomi
adalah sistem klasifikasi dasar yang membuat kita dapat menggambarkan konsep
dan ketergantungannya-biasanya dalam bentuk hierarki. Makin tinggi konsep
diletakkan, makin umum atau generik konsep tersebut. Makin rendah
suatu konsep ditempatkan, makin spesifik hal tersebut pada kategori level
tinggi. Konstruksi taksonomi melibatkan identifikasi, mendefinisikan,
membandingkan dan mengelompokkan elemen. Ketika menciptakan taksonomi
pengetahuan oganisasi, hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi pemilik
konten. Taksonomi ini membantu memastikan konten akan selalu up to
date. Organisasi akan juga memiliki ide jelas dari masing-masing anggota
staf sebagai pemilik pengetahuan tertentu. Taksonomi pengetahuan ini
(kadang-kadang disebut peta pengetahuan) juga harus memanfaatkan metadata, yang
ditandai pada “informasi tentang informasi”-sebagai contoh : penandaan konten
dengan pemilik konten, tanggal “sebaiknya sebelum”, informasi klasifikasi
seperti kata kunci, informasi spesifik-bisnis seperti audience yang dimaksud
dan industri vertikal yang dituju.
sumber 1 sumber 2
sumber 1 sumber 2
No comments:
Post a Comment